1. Pengertian Pendidikan Inklusif
yaitu pendidikan reguler yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang difabel dan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istemewa pada sekolah reguler dalam satu kesatuan
sistemik. pendidikan inklusif adalah pendidikan disekolah biasa yang
mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal
diperuntukan bagi intelectual challenge, bakat istimewa, kecerdasan istemewa
dan atau yang memerlukan pendidikan layanan khusus.
2. Pebedaan Pendidikan Inklusif dengan pendidikan pada umumnya
pada umumnya peserta didik dalam
pendidikan reguler adalah peserta didik normal, sehingga kurikulum tenaga guru,
sarana prasarana, lingkungan belajar dan proses pembelajarannya dirancang untuk
anak normal. hal ini karena asumsi yang melandasi adalah peserta didik memiliki
kemampuan yang homogen. sebaliknya pendidikan inklusif peserta didiknya
memiliki kekurangan (difabel) atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yang ada disekolah reguler. Sehingga kurikulum, tenaga guru, sarana
prasarana lingkunga belajar dan proses pembelajaran harus dirancang sedemikian
rupa untuk memungkinkan semua peserta didik dapat mengembangkan potensinya.
Pendidikan inklusif mencoba memberi akses yang sama bagi anak berkebutuhan
khusus. pendidikan ini bertujuan untuk peka terhadap ABK.
Perbedaan yang menonjol antara
pendidikan terpadu dengan pendidikan inklusif terletak pada sistem pendidikan
yang ada di sekolah tersebut. sekolah terpadu, peserta didiknya mengikuti
sistem yang ada di sekolah reguler. Sedangkan pendidikan inklusif, sistem
pendidikan yang digunakan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya.
3. Mengapa pendidikan Inklusif
diperlukan?
a. masih banyak anak yang belum mendapatkan layanan
pendidikan yang baik.
b. pendidikan diskriminatif.
c. pembelajaran masih teacher centre.
d. proses belajar mengajar belum mengakomodasi kebutuhan siswa.
e. pembelajaran masih belum berbasis learning style.
f. linkungan pendidikan belum ramah anak.
g. PBM belum dilaksanakan dengan aktif, kratif, dan menyenangkan.
h. pembelajaran belum menghargai keberagaman.
b. pendidikan diskriminatif.
c. pembelajaran masih teacher centre.
d. proses belajar mengajar belum mengakomodasi kebutuhan siswa.
e. pembelajaran masih belum berbasis learning style.
f. linkungan pendidikan belum ramah anak.
g. PBM belum dilaksanakan dengan aktif, kratif, dan menyenangkan.
h. pembelajaran belum menghargai keberagaman.
Banyak orang berpandangan bahwa
ABK pendidikannya hanya di SLB. Orang yang menemukan anak berkebutuhan khusus
mereka langsung menyuruh masuk ke SLB. Hal ini tidak dibenarkan, sebab SLB
bukan habitatnya, habitat mereka sama dengan anak yang normal.
Mengacu pada perkembangan
paradigma PLB dan hak asasi anak, maka PLB bergerak dari pendidikan yang
bersifat terpisah atau kearah pendidikan yang bersifat integrasi (terpadu).
Model pembelajaran yang
diharapkan adalah Pembelajaran Ramah Anak :
a. metode yang digunakan guru bervariasi, sehingga siswa
tidak jenuh.
b. pembelajaran dilaksanakan didalam dan diluar kelas.
c. guru diharapkan menggunakan alat peraga.
d. tata ruang kelas didesign ramah anak dengan pajangan hasil karya siswa.
e. kemandirian siswa dikembangkan dengan berbagai kegiatan belajar.
f. memanfaatkan kegiatan extra kurikuler.
g. pengembangan basic competences untuk menumbuhkembangkan sikap life long learning.
h. penekanan pembelajaran bergeser dari memorandum pada stadium.
b. pembelajaran dilaksanakan didalam dan diluar kelas.
c. guru diharapkan menggunakan alat peraga.
d. tata ruang kelas didesign ramah anak dengan pajangan hasil karya siswa.
e. kemandirian siswa dikembangkan dengan berbagai kegiatan belajar.
f. memanfaatkan kegiatan extra kurikuler.
g. pengembangan basic competences untuk menumbuhkembangkan sikap life long learning.
h. penekanan pembelajaran bergeser dari memorandum pada stadium.
0 comments
Post a Comment
IF YOU LIKE THIS ARTICLE, PLEASE SHARE OR LEAVE YOUR COMMENT ..